Gorontalo — Di tengah kesibukan menjalankan tugas sebagai aparat penegak hukum, tidak banyak perwira Polri yang berhasil mengimbangi tanggung jawab profesi dengan pencapaian akademis yang luar biasa. Namun, salah satu perwira aktif telah menunjukkan prestasi gemilang dengan deretan gelar akademis yang mengesankan.
Jejak akademik yang ditorehkan oleh salah seorang perwira di Polda Gorontalo menjadi inspirasi bagi banyak orang. Bagaimana seorang perwira mampu menuntaskan sejumlah program pendidikan tinggi sekaligus? Apakah manajemen waktu dan dedikasi semata yang membawa ke arah tersebut? Ini adalah pertanyaan yang sering muncul ketika membahas prestasi gemilang yang dicapai di dunia kepolisian.
Pendidikan yang Memukau dan Penuh Dedikasi
Perwira tersebut adalah seorang lulusan dari berbagai institusi pendidikan ternama, di antaranya adalah Sarjana Pendidikan Islam dari IAIN, Magister Administrasi Publik dari STIA, dan gelar Magister Kesehatan Masyarakat dari Universitas Negeri. Yang lebih mencengangkan adalah fakta bahwa dua gelar magister dan satu gelar doktor diselesaikan dengan predikat cumlaude. Ini menjadi contoh nyata bahwa dengan disiplin dan manajemen waktu yang baik, pencapaian akademis yang tinggi bisa diraih meski di tengah kesibukan pekerjaan.
Beliau menyatakan, “Tidak ada kata mustahil. Yang penting adalah manajemen waktu, disiplin, dan semangat untuk terus belajar.” Hal ini menunjukkan keyakinan yang sangat mendalam mengenai pentingnya pendidikan dalam konteks pengembangan diri, bukan hanya untuk menambah gelar tetapi juga untuk berkontribusi lebih baik dalam pelayanan kepada masyarakat.
Tantangan dan Dukungan dalam Menuntut Ilmu
Tantangan terbesar dalam perjalanan akademis adalah membagi waktu antara tugas sebagai perwira Polri dan kewajiban akademik. Ia mengorbankan waktu libur, termasuk akhir pekan, untuk mengejar ketertinggalan dalam kuliah, membuat tugas akhir, dan menyusun laporan akademis. Dengan jadwal yang ketat, ia mengatur prioritas harian agar semua tanggung jawab dapat dilaksanakan dengan baik.
“Bagi saya, belajar bukan hanya untuk menambah gelar, tetapi untuk meningkatkan kapasitas diri dalam tugas melayani masyarakat,” tambahnya. Dukungan dari keluarga dan rekan kerja juga menjadi faktor penting dalam kesuksesannya, memberikan semangat dan motivasi untuk tetap berjuang di tengah kesibukan.
Kesuksesan ini tidak hanya terbatas pada pencapaian akademis. Keterlibatannya dalam kegiatan kenegaraan dan olahraga menunjukkan bahwa bakat serta dedikasi terhadap negara dapat berjalan beriringan. Beberapa prestasi yang diperoleh seperti menjadi Komandan Upacara di berbagai acara penting, serta menerima penghargaan dari institusi kepolisian, adalah bukti bahwa kerja keras dan komitmen membuahkan hasil.
Dengan lebih dari lima gelar akademik yang dimiliki, perwira ini masih memiliki rencana untuk melanjutkan pendidikan di jenjang Magister Filsafat atau Akuntansi. Ini menunjukkan bahwa hasratnya untuk belajar tidak akan pernah padam. “Selama Tuhan memberi kesehatan dan kesempatan, saya akan terus belajar,” tuturnya, menegaskan bahwa pendidikan adalah investasinya yang tak pernah rugi.
Dengan demikian, kisah ini menegaskan bahwa seragam yang dikenakan bukanlah batasan bagi pencapaian intelektual. Dalam rutinitas yang padat sebagai aparat negara, tetap konsisten untuk menunjukkan bahwa belajar merupakan proses seumur hidup. Sosok ini menjadi inspirasi tidak hanya bagi institusi kepolisian tetapi juga bagi siapa saja yang ingin menyeimbangkan pengabdian dalam tugas dan pendidikan akademis yang berkualitas.
Post Views: 22