Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau terus berupaya memperkuat ketahanan pangan masyarakat dengan meluncurkan inisiatif baru berupa Program Bantuan Bibit Cabai Gratis. Program ini bertujuan untuk mendukung masyarakat dalam memanfaatkan pekarangan rumah mereka untuk menanam cabai, salah satu komoditas penting yang berperan dalam pengendalian inflasi.
Dalam peluncuran program ini, sebanyak 45.000 bibit cabai disuplai kepada warga di tiga wilayah, yakni Kabupaten Bintan, Kota Tanjungpinang, dan Kota Batam. Acara ini dihadiri oleh Gubernur setempat dan berlangsung secara simbolis di Balai Benih Induk. Dengan memberikan bibit cabai, diharapkan masyarakat dapat berkontribusi langsung terhadap ketahanan pangan lokal.
Manfaat Tanaman Cabai dalam Ketahanan Pangan
Tanaman cabai tidak hanya berfungsi sebagai bahan masakan; lebih lanjut, cabai juga memiliki potensi ekonomi yang kuat. Pertanian cabai dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan menyediakan pasokan lokal yang stabil. Dengan total kebutuhan cabai di Kepulauan Riau mencapai 1.100 ton per bulan, di mana produksi lokal hanya mampu memenuhi 850 ton, program ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap pasokan dari daerah lain.
Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, program ini mendorong warga untuk bergelut dalam pertanian skala kecil. Di samping itu, dengan memberikan 20 bibit cabai kepada setiap keluarga, masyarakat diharapkan dapat mengoptimalkan lahan di sekitar rumah mereka. Langkah ini merupakan strategi apung untuk menjaga harga cabai agar tetap stabil dan mengurangi fluktuasi yang sering terjadi di pasar.
Strategi Menguatkan Kemandirian Pangan Lokal
Dalam konteks pengembangan pertanian, perlunya strategi yang matang menjadi hal yang tidak bisa diabaikan. Gubernur menegaskan bahwa peningkatan produksi lokal akan berkontribusi langsung terhadap pengendalian harga dan inflasi. Dengan adanya program ini, diharapkan dapat memperkuat kemandirian pangan masyarakat, sehingga ketergantungan dari luar daerah dapat berkurang.
Penting untuk menciptakan ekosistem yang mendukung para petani, termasuk dalam perlindungan sosial. Saat ini, terdapat 9.430 petani di wilayah ini yang telah terdaftar dalam program perlindungan ketenagakerjaan, sebuah langkah positif untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan mereka. Dengan demikian, petani dapat fokus pada produksi tanpa khawatir akan risiko yang mungkin terjadi.