Keamanan dan keselamatan di area pelabuhan menjadi isu yang sangat penting bagi semua pihak yang terlibat. Dalam konteks ini, perhatian khusus perlu diberikan oleh Pelindo Regional 3 Sub Regional Kalimantan, terutama setelah terjadinya insiden kecelakaan kerja yang melibatkan pihak eksternal di terminal kontainer Pelabuhan Trisakti.
Menariknya, insiden ini telah memicu langkah-langkah evaluasi yang menyeluruh dari manajemen. Apa sebenarnya yang bisa kita pelajari dari kejadian tersebut, dan bagaimana upaya untuk mencegah terulangnya hal serupa di masa depan?
Pentingnya Keselamatan Kerja di Pelabuhan
Setiap tahun, sektor transportasi dan logistik di Indonesia beroperasi dengan berbagai tantangan. Pelabuhan sebagai pusat aktivitas dalam menghubungkan perdagangan lokal dan internasional tentu memiliki resiko keselamatan yang signifikan. Menurut data, kecelakaan kerja di pelabuhan sering kali disebabkan oleh kurangnya kesadaran akan prosedur keselamatan dan komunikasi yang kurang efektif antara pihak-pihak yang terlibat. Dalam hal ini, Suprayogi Sumarkan, Junior Manager Umum dan Humas, menyoroti pentingnya kolaborasi antara tim HSSE dan operasional untuk meningkatkan kesadaran akan keamanan di kalangan semua pekerja.
Pendidikan dan pelatihan secara rutin menjadi salah satu langkah penting yang harus diambil. Ketika pihak-pihak yang bekerja di pelabuhan memahami risiko dan cara menghadapinya, kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dapat diminimalkan. Dengan menerapkan prosedur yang lebih ketat dan mengidentifikasi area-area berisiko tinggi, upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dapat terwujud.
Strategi Peningkatan Keamanan Pasca Insiden
Setelah insiden kecelakaan kerja, pihak manajemen Pelindo melakukan serangkaian tindakan untuk menentukan penyebab pasti dan mengevaluasi prosedur yang ada. Hal ini melibatkan pelaporan kepada stakeholder serta pengawasan ketat di lokasi kecelakaan. Langkah-langkah ini tidak hanya sebagai respons terhadap insiden tersebut tetapi juga sebagai bagian dari komitmen jangka panjang untuk meningkatkan standar keselamatan di pelabuhan.
Penguatan pengawasan operasional di area stuffing dan bongkar muat menjadi fokus utama. Selain itu, penempatan petugas keamanan di titik-titik rawan dan peningkatan sistem komunikasi antar kru diharapkan dapat mengurangi kecelakaan. Meskipun insiden ini menjadi perhatian serius, aktivitas operasional tetap berjalan normal dengan pengawasan yang ketat. Hal ini menunjukkan bahwa dengan penerapan langkah-langkah preventif dan edukasi, keselamatan kerja di pelabuhan dapat diperbaiki secara signifikan.
Keselamatan kerja tidak hanya tanggung jawab manajemen tetapi juga setiap individu yang bekerja di dalamnya. Dengan mengajak semua pihak untuk lebih memperhatikan faktor keamanan, diharapkan kita bisa membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya keselamatan, sehingga setiap aktivitas di pelabuhan dapat berjalan dengan lebih aman.