Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, mengumumkan bahwa semua bangunan di Pulau Penyengat akan disesuaikan dengan nuansa pariwisata dan budaya. Kebijakan ini mencakup bangunan milik pemerintah dan masyarakat, termasuk fasilitas umum seperti mushola dan puskesmas.
Dalam upaya menjaga keunikan Pulau Penyengat sebagai destinasi sejarah, langkah ini merupakan bagian dari program penataan kawasan yang dijalankan Pemprov Kepri bekerja sama dengan Kementerian PUPR. Hal ini menunjukan komitmen pemerintah dalam menciptakan tata ruang yang harmonis.
Pentingnya Penyeragaman Desain Bangunan
Penyeragaman desain bangunan di Pulau Penyengat menjadi sangat penting untuk menjaga identitas budaya lokal dan menarik wisatawan. Menurut Ansar, ‘Kalau tampilannya selaras, wisatawan akan merasakan pengalaman visual yang khas.’ Ini bukan hanya tentang estetika, tetapi juga menciptakan rasa bangga bagi masyarakat terhadap lingkungannya.
Implementasi penataan ini akan dimulai dengan pengecatan rumah warga menggunakan warna dan ornamen yang sesuai dengan tema wisata budaya, yang diharapkan akan mempercantik penampilan pulau. Data menunjukkan bahwa destinasi yang estetis memiliki tingkat kunjungan yang lebih tinggi, dan upaya ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan pariwisata.
Strategi dan Pelaksanaan Program Penataan
Program penataan Pulau Penyengat sudah dimulai sejak 2022 dan saat ini telah memasuki tahap ketiga. Fokus pembangunan kali ini meliputi plaza penyambut, penataan halaman Balai Adat, serta ruang cerita dan galeri seni. Semua ini dirancang untuk menciptakan ruang publik yang tidak hanya fungsional tetapi juga menarik bagi pengunjung.
Kementerian PUPR juga berencana membangun enam ruas jalan baru dengan total panjang sekitar 2 kilometer, yang akan memudahkan akses ke lokasi-lokasi menarik di pulau tersebut. Gubernur Ansar berkomitmen untuk mengawasi langsung pelaksanaan program ini, memastikan semua berjalan sesuai rencana dan siap mencari solusi jika terdapat kendala.
Penataan yang dilakukan di Pulau Penyengat bukan hanya sekadar perubahan fisik, tetapi juga merupakan sebuah investasi untuk masa depan pariwisata yang berkelanjutan. Dengan upaya ini, diharapkan Pulau Penyengat dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam memadukan keberagaman budaya dengan pengembangan pariwisata.