PROVINSI Kalimantan Selatan pada 14 Agustus 2025 merayakan Hari Jadi ke-75.
Di bawah kepemimpinan Gubernur H Muhidin dan Wakil Gubernur Hasnuryadi Sulaiman, diharapkan dengan momentum hari jadi ini bisa membawa Kalsel lebih maju dan sejahtera.
“Hari Jadi Kalsel memiliki makna yang besar bagi warga apalagi di usianya yang cukup menanjak tua, sudah 75 tahun, dengan motto begawi tuntung, banua bauntung, rakyat himung,” ujar mantan Wakil Gubernur Kalsel, HM Rosehan NB SH, Sabtu (16/8/2025).
Rosehan, yang kini menjabat sebagai anggota DPRD Provinsi Kalsel, mengharapkan komitmen dari gubernur dan wagub untuk merealisasikan visi misi yang telah disampaikan saat kampanye kepada masyarakat dan anggota DPRD.
Proyek Pembangunan Infrastruktur yang Ambisius
Salah satu proyek utama yang mencuat adalah pembangunan jembatan Pulau Laut yang direncanakan memakan anggaran sekitar Rp5 triliun. Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan konektivitas antar kabupaten, khususnya Tanah Bumbu dan Kotabaru, serta memberikan dampak positif bagi seluruh warga Kalsel.
Rosehan menekankan pentingnya proyek ini sebagai langkah strategis untuk mendukung pertumbuhan ekonomi serta mempermudah akses bagi masyarakat di daerah-daerah terpencil. Dengan menyelesaikan proyek ini, diharapkan tidak hanya memfasilitasi transportasi, tetapi juga memperkuat hubungan antar daerah di Kalsel dan provinsi tetangga, Kalimantan Timur.
Pembangunan Stadion dan Sarana Olahraga
Selain jembatan, Rosehan juga menyoroti rencana untuk membangun stadion besar dengan anggaran Rp1 triliun. Stadion ini diharapkan menjadi pusat kegiatan olahraga termasuk sepak bola, atletik, dan seni, sekaligus memperkuat rasa kebersamaan di masyarakat.
Dengan adanya fasilitas olahraga yang memadai, Rosehan percaya bahwa Kalsel dapat mengembangkan potensi atletnya dan meningkatkan kualitas kegiatan olahraga. Ini sejalan dengan cita-cita untuk menjadikan Kalsel sebagai daerah yang berprestasi di bidang olahraga.
Lebih jauh lagi, infrastruktur yang mendukung perkembangan ekonomi juga menjadi perhatian. Salah satu inisiatif penting adalah pembangunan jalan tengah dari Sungai Ulin di Kota Banjarbaru ke Binuang, Kabupaten Tapin, yang dapat mengurangi kemacetan dan memperluas aksesibilitas.
Rosehan juga mengemukakan pentingnya jalur alternatif lain yang perlu disiapkan, sehingga mobilitas angkutan besar tidak mengganggu arus lalu lintas di jalur utama. Hal ini menunjukkan perhatian serius terhadap pengembangan infrastruktur yang strategis dan berkelanjutan.
Sebagai tambahan, perkembangan rumah sakit di Kalsel menjadi prioritas. Rosehan menekankan bahwa semua rumah sakit harus bertaraf internasional, sehingga tidak hanya berfungsi sebagai rumah sakit rujukan tetapi juga mampu memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik kepada masyarakat.
Dengan pengembangan fasilitas kesehatan ini, diharapkan semua lapisan masyarakat dapat merasakan manfaat yang optimal dari pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Perhatian terhadap Sektor Pendidikan dan Keagamaan
Pendidikan juga menjadi salah satu fokus utama dalam strategi pembangunan. Rosehan mengatakan bahwa anggaran untuk sektor pendidikan harus dialokasikan secara proporsional, termasuk pendidikan agama. Kalsel dikenal sebagai daerah yang agamis, dan penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan di bidang ini.
Dengan penciptaan lingkungan sosial yang harmonis, diharapkan Kalsel dapat menjadi daerah yang tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga spiritual. Masyarakat diharapkan tidak hanya taat pada pemimpin, tetapi juga memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan dan sesama manusia.
Rosehan juga menyoroti pentingnya fasilitas ibadah yang memadai. Ia meminta agar kebutuhan akan tempat ibadah tidak lagi menjadi beban bagi masyarakat, khususnya di sepanjang jalur protokol yang sering terlihat banyaknya warga yang mencari sumbangan. Ini bisa dikurangi dengan perhatian lebih dari pemerintah.
Pembangunan jembatan dan infrastruktur di daerah perdesaan juga tidak kalah penting. Menurut Rosehan, akses yang baik ke desa-desa sangat dibutuhkan agar masyarakat dapat berkembang dengan baik.
Terakhir, dalam konteks ketahanan pangan, Rosehan menegaskan bahwa Kalsel harus menjadi lumbung pangan dengan mengedepankan proyek-proyek pertanian. Hal ini tidak hanya berdampak langsung untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, tetapi juga dalam menyuplai kebutuhan pangan untuk Ibu Kota Negara yang baru.
Dengan berbagai inisiatif tersebut, diharapkan menjalankan komitmen untuk mensejahterakan seluruh masyarakat Kalsel dan menciptakan kesetaraan dalam pembangunan.
Semoga semua rencana dan proyek ini dapat segera terwujud, memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, dan meningkatkan kualitas hidup di Kalimantan Selatan.
