Di Kampung Batuah, Jalan Veteran, Banjarmasin, emak-emak berani mengambil tantangan untuk memanjat pohon pinang yang telah dilumuri oli, pada acara yang diadakan pada Minggu (17/8/2025).
Lomba panjat pinang merupakan tradisi ikonik di Indonesia, dan di Kalimantan, acara ini menandai perayaan semangat kemerdekaan. Dengan batang pinang yang tinggi dan licin, lomba ini melambangkan cita-cita yang tidak mudah untuk dicapai, di mana hadiah menggiurkan menunggu di puncak.
Panjat Pinang dan Makna Kebersamaan
Proses untuk mencapai puncak pohon pinang yang tinggi ini memerlukan kerjasama yang baik di antara tim peserta. Dalam lomba ini, setiap kelompok harus berstrategi dan saling mendukung untuk bisa mencapai hadiah yang telah disiapkan di atas. Hadiah-hadiah yang ditawarkan dapat berupa berbagai kebutuhan sehari-hari, seperti mie instan dan minyak goreng, menciptakan motivasi khas yang semakin mendekatkan para peserta.
Tidak hanya bersaing untuk menang, tetapi juga mengikat rasa kebersamaan dan solidaritas. Momen ini menunjukkan bagaimana sebuah tim yang kompak dan terkoordinasi dapat mengalahkan tantangan yang tampak sulit. Lesti, salah satu peserta, mengakui bahwa mereka harus bekerja sama secara efektif, meskipun awalnya menghadapi kesulitan karena licinnya batang pinang.
Taktik dan Strategi dalam Lomba Panjat Pinang
Salah satu aspek menarik dari lomba ini adalah strategi yang digunakan oleh tiap kelompok. Peserta harus merencanakan dan menghitung taktik sebelum mulai memanjat. Misalnya, pada lomba kali ini, ada beberapa peserta yang berusaha untuk menarik perhatian dengan mengubah posisi atau memanfaatkan alat bantu. Namun, keberanian dan kerja tim tetap menjadi kunci utama.
Yayan, selaku Ketua Panitia Lomba, menekankan bahwa setiap tahun, perlombaan ini diadakan sebagai upaya untuk merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80. Ini merupakan bentuk syukur dan kebahagiaan warga, bukan hanya untuk bersenang-senang, tetapi juga untuk menyemarakkan semangat persatuan. Dia mengungkapkan bahwa lomba ini diadakan secara swadaya, dengan bantuan dari donatur yang mengerti pentingnya acara ini bagi komunitas.
Ketika peserta terjatuh setelah gagal memanjat, mereka harus ekstra hati-hati, mengingat ada sungai yang siap menampung mereka. Hal ini menambah elemen tantangan dan risiko dalam lomba, yang justru meningkatkan keinginan untuk mencoba lagi. Hadiah di puncak bukan sekadar benda, melainkan simbol harapan dan pencapaian dari kerja keras seluruh anggota tim.
Momen demi momen dalam lomba panjat pinang ini tidak hanya mengundang tawa, tetapi juga membangun kenangan berharga bagi semua yang terlibat. Keterlibatan semua elemen masyarakat, dari orang tua hingga anak-anak, menunjukkan bahwa tradisi ini masih sangat hidup dan relevan di tengah perkembangan zaman.