Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Tanjungpinang – Dalam rangka menyambut HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, pemerintah daerah melaksanakan Gerakan Pangan Murah (GPM) yang bertujuan untuk menjaga stabilitas harga pangan dan memudahkan akses masyarakat terhadap bahan pokok.
Kegiatan ini diadakan selama dua hari, yaitu pada tanggal 7 hingga 8 Agustus 2025, di halaman samping Eks-Sekolah Djuwita, Bintan Center. Dengan kerja sama antara berbagai instansi, gerakan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat luas.
Tujuan dan Manfaat Gerakan Pangan Murah
Gerakan Pangan Murah bukan hanya sekadar acara jual beli, tetapi juga sebuah inisiatif untuk membantu masyarakat yang tengah berjuang dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemko Tanjungpinang, Elfiani Sandri, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan wujud kepedulian pemerintah terhadap kebutuhan dasar masyarakat. Pihaknya berkomitmen untuk menggandeng berbagai institusi guna memastikan ketersediaan pangan yang terjangkau dan berkualitas.
Rata-rata penduduk di daerah ini seringkali mengalami kesulitan dalam memperoleh bahan pangan dengan harga yang bersaing. Melalui GPM, pemerintah ingin meringankan beban masyarakat, terutama menjelang perayaan besar yang biasanya diikuti dengan lonjakan permintaan. Sangat penting bagi masyarakat untuk tidak hanya mendapatkan pangan, tetapi juga pada harga yang wajar.
Reaksi Masyarakat dan Kegiatan Lainnya
Antusiasme masyarakat sangat terlihat saat kegiatan ini dilaksanakan. Sejak pagi, warga mulai berdatangan untuk berbelanja berbagai komoditas, seperti beras, minyak goreng, gula pasir, hingga cabai merah. Sebagian besar pengunjung merasa puas dengan harga yang ditawarkan dibandingkan dengan pasar umum.
“Saya beli telur, minyak, gula, dan beras. Harganya lebih murah dari biasanya,” ungkap salah seorang pengunjung, Mona, setelah berbelanja. Testimoni seperti ini menunjukkan bahwa inisiatif seperti GPM mendatangkan manfaat yang nyata bagi kalangan masyarakat. Banyak dari mereka berharap kegiatan semacam ini dapat terus berlanjut, agar akses terhadap bahan pangan tetap terjaga.
Selain berbelanja, terdapat juga layanan tambahan berupa pemeriksaan kesehatan gratis oleh Kimia Farma yang tersedia di lokasi acara. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah tidak hanya fokus pada penyediaan pangan, tetapi juga memperhatikan kesehatan masyarakat. Dengan berbagai layanan di GPM, masyarakat diharapkan dapat lebih terbantu dalam memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Beberapa harga bahan pokok yang ditawarkan di Gerakan Pangan Murah ini di antaranya telur ayam ras seharga Rp46.000 per papan, gula pasir Rp13.000 per kilogram, minyak goreng Rp14.000 per liter, tepung terigu Rp7.500 per kilogram, beras mulai dari Rp57.000 untuk 5 kilogram, serta cabai merah seharga Rp45.000 per kilogram. Angka-angka ini merupakan indikasi nyata bahwa GPM bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan harga yang lebih terjangkau, masyarakat dapat mengalokasikan anggaran mereka untuk kebutuhan lain.
Berdasarkan pengalaman di lapangan, realisasi GPM menjadi langkah konkret pemerintah untuk merespons kebutuhan masyarakat. Para pelaku usaha lokal yang terlibat dalam event ini juga mendapatkan kesempatan untuk memperkenalkan produk mereka. Dengan demikian, GPM tidak hanya berimpact pada masyarakat sebagai konsumen, tetapi juga pada perekonomian lokal secara keseluruhan.
Penutup, inisiatif seperti Gerakan Pangan Murah sangat penting bagi masyarakat dalam memastikan akses yang adil dan terjangkau terhadap bahan pangan. Mempertahankan stabilitas harga dan membantu masyarakat untuk memperoleh kebutuhan pokok mereka merupakan langkah yang harus terus didorong. Kolaborasi lintas sektor serta partisipasi aktif masyarakat akan menjadi kunci keberhasilan dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan.