Polda Kalsel mengadakan salat gaib untuk mendiang Affan Kurniawan, seorang driver ojek online yang meninggal dunia saat aksi unjuk rasa di Jakarta pada malam 28 Agustus 2025.
Salat gaib berlangsung di Masjid Riyadus Shalihin, Polda Kalsel, Banjarbaru, pada hari Jumat, 29 Agustus 2025, setelah salat Jumat. Momen ini menjadi kesempatan bagi banyak orang untuk menyampaikan rasa duka cita dan menghormati jasa-jasa mendiang.
Makna Salat Gaib dalam Budaya Kita
Salat gaib memiliki makna yang mendalam dalam tradisi Islam. Ini bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga sebuah cara untuk mendoakan mereka yang telah pergi. Dalam konteks ini, mendiang Affan Kurniawan adalah sosok yang patut dikenang. Dikenal sebagai pribadi yang ramah dan selalu siap membantu, kepergiannya menyisakan duka bagi banyak orang. Hal ini menunjukkan betapa berartinya keberadaan seseorang dalam hidup orang lain.
Menurut data, salat gaib sering kali dilakukan sebagai bentuk penghormatan bagi individu yang wafat dengan tidak sempat mengikuti salat jenazah. Melalui doa dan salat ini, komunitas berupaya menyalurkan harapan agar mendiang mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan. Di Polda Kalsel, kegiatan ini dihadiri oleh banyak pejabat dan anggota Polri yang turut serta dalam doa bersama. Kapolda Kalsel, Irjen Pol Rosyanto Yudha Hermawan, S.I.K., S.H., M.H., dalam sambutannya menekankan pentingnya solidaritas dan dukungan moral dalam menghadapi kehilangan tersebut.
Ritual dan Harapan di Balik Salat Gaib
Pentingnya sebuah ritual seperti salat gaib menjadi bagian esensial dalam proses berduka. Dalam semangat kebersamaan, anggotanya berdoa tidak hanya untuk mendiang tetapi juga untuk keselamatan dan kelancaran tugas pokok polisi di lapangan. Hal ini mencerminkan komitmen Polda Kalsel dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Selain itu, doa bersama yang dilakukan di seluruh Polres jajaran Polda Kalsel menunjukkan semangat kolektif dalam menjaga situasi tetap kondusif di wilayah Kalimantan Selatan.
Menarik untuk dicatat bahwa salat gaib juga menjadi refleksi penilaian terhadap jasa-jasa yang diberikan oleh mendiang. Seluruh rangkaian ini bukan sekadar formalitas, tetapi sebuah penghormatan yang tulus. Ini adalah kesempatan bagi kita semua untuk merenungkan bagaimana setiap individu berkontribusi dalam kehidupan orang lain, serta pentingnya dukungan sosial dalam masa sulit.
