Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Ansar Ahmad, kembali menunjukkan komitmennya dalam memperjuangkan pemerataan layanan dasar di daerah terluar.
Kali ini, ia meresmikan pengoperasian genset berkapasitas 80 kVA lengkap dengan jaringan listrik di Pulau Bahan, Desa Keban, Kecamatan Sugie Besar, Kabupaten Karimun. Peresmian ini menjadi penanda penting dalam upaya pemerataan akses energi di wilayah yang selama ini terisolasi. Bagaimana kontribusi listrik terhadap kehidupan masyarakat setempat?
Peran Strategis Listrik dalam Pembangunan Wilayah Terpencil
Pengoperasian genset di Pulau Bahan adalah bagian dari program unggulan yang dikenal sebagai “Kepri Terang”. Program ini memiliki tujuan untuk menyampaikan akses listrik menyeluruh hingga ke pelosok-pelosok pulau terpencil yang belum terlayani listrik. Keberadaan listrik di daerah-daerah terpencil bukanlah sekadar kebutuhan, tetapi merupakan jembatan menuju peningkatan kualitas hidup. Dengan listrik, pendidikan anak-anak dapat meningkat. Malam-malam yang gelap bisa tergantikan oleh penerangan yang memudahkan aktivitas belajar dan berkegiatan masyarakat.
Data menunjukkan bahwa rumah tangga yang telah mendapatkan akses listrik mengalami peningkatan signifikan dalam hal aktivitas ekonomi dan sosial. Sebuah studi menyatakan bahwa dengan adanya listrik, waktu yang dihabiskan oleh anak-anak untuk belajar dapat meningkat hingga 50%. Di sisi lain, kegiatan masyarakat seperti bercocok tanam dan berlayar juga mendapatkan dampak positif yang besar, di mana hasil tangkapan dapat disimpan dengan lebih baik. Ketersediaan energi yang terjangkau dan handal memungkinkan masyarakat untuk merencanakan kegiatan mereka lebih efisien.
Strategi Pembangunan Infrastruktur Energi Alternatif
Selain proyek kelistrikan di Pulau Bahan, pemerintah provinsi Kepri juga melanjutkan berbagai upaya lain untuk pemerataan akses energi. Dengan anggaran yang direncanakan mencapai Rp892,8 juta, proyek kelistrikan ini menjangkau 127 rumah warga serta sarana pendidikan dan ibadah. Melihat data dari tahun 2021 hingga 2024, total penerima manfaat program ini telah mencapai 12.764 rumah tangga. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menangani masalah ketidakadilan akses energi.
Salah satu strategi yang perlu diperhatikan adalah revitalisasi jaringan listrik di kawasan heritage yang juga menjadi fokus. Penyediaan genset cadangan di pulau-pulau strategis seperti Pulau Nuja juga menunjukkan kepedulian pemerintah untuk memastikan bahwa setiap area memiliki akses listrik yang layak. Kebijakan ini berorientasi pada keadilan sosial, di mana semua warga negara, khususnya mereka yang berada di daerah terpencil, merasa mendapat perhatian yang sama. Dengan demikian, harapan untuk menciptakan kesejahteraan yang merata dapat terwujud.
Gubernur Ansar menekankan pentingnya menjaga fasilitas kelistrikan yang telah diberikan. Ia berharap masyarakat dapat menggunakan sumber daya ini secara bijaksana. Ini bukan hanya sekadar aset pemerintah, tetapi milik bersama yang harus dirawat demi kepentingan masa depan. Satu hal yang pasti, akses listrik yang lebih baik tidak hanya akan mengubah kondisi ekonomi masyarakat, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Kesimpulannya, pemerataan listrik di wilayah terpencil seperti Pulau Bahan adalah langkah yang sangat strategis dan bermanfaat. Dengan komitmen yang kuat dari pemerintah dan dukungan dari masyarakat, kita dapat melihat masa depan yang lebih cerah untuk setiap warga Kepri. Mari kita jaga fasilitas ini, agar dapat digunakan untuk mendorong kemajuan dan kesejahteraan bersama.