Angka stunting di Desa Pulantan, Kecamatan Awayan, Kabupaten Balangan menunjukkan penurunan yang signifikan. Dari yang sebelumnya mencapai 15 persen pada 2024, kini hanya tersisa 7,5 persen pada 2025.
Kepala Desa Pulantan, Supiadi, mengungkapkan hal ini saat kegiatan rembuk stunting yang digelar di desanya, belum lama tadi.
“Berdasarkan data terbaru, angka stunting di Desa Pulantan mengalami penurunan cukup tajam. Dari 15 persen di tahun lalu, kini tinggal 7,5 persen,” ujarnya.
Strategi Penanganan Stunting yang Efektif
Penurunan angka stunting ini tentu memerlukan strategi yang terencana dengan baik. Salah satu langkah yang diambil adalah melibatkan berbagai pihak dalam penanganan. Kerja sama antara pemerintah desa, tenaga kesehatan, dan masyarakat menjadi sangat vital. Di Desa Pulantan, setiap pihak turut berkontribusi dalam menyukseskan program penurunan stunting ini.
Dari data yang ada, terlihat bahwa sebagian kasus stunting yang masih tersisa merupakan anak-anak yang sudah dalam proses pendampingan. Pendampingan ini terdiri dari berbagai aspek, termasuk pemenuhan gizi, kesehatan, dan pendidikan. Dengan pendekatan yang holistik, diharapkan anak-anak yang mengalami stunting dapat segera mendapatkan perhatian yang mereka butuhkan.
Kolaborasi untuk Masa Depan yang Lebih Sehat
Melalui kegiatan rembuk stunting, diharapkan terjadi diskusi aktif di antara semua elemen. Forum ini menjadi tempat bagi pemerintah desa, tenaga kesehatan, kader posyandu, dan masyarakat untuk berbagi gagasan serta menemukan langkah-langkah strategis bersama. Penurunan angka stunting ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga melibatkan masyarakat secara langsung.
Dengan merencanakan program yang tepat dan kolaborasi yang baik, diharapkan angka stunting dapat ditekan lebih jauh. Supiadi, Kepala Desa, optimis bahwa langkah-langkah yang diambil saat ini akan berdampak positif bagi masyarakat dalam jangka waktu panjang. “Kalau bisa, kita ingin mencapai angka stunting nol di desa ini,” ujarnya penuh semangat.