Tanjungpinang — Menyambut Tahun Baru Islam 1447 Hijriah, Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Provinsi Kepulauan Riau menggelar Festival Shalawat di halaman Gedung Daerah, Tanjungpinang. Acara ini bertujuan untuk memperkuat tali persaudaraan dan meningkatkan kecintaan terhadap ajaran Islam di kalangan generasi muda.
Festival ini dibuka secara resmi oleh Gubernur yang didampingi oleh sejumlah pejabat daerah dan diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai daerah di Kepri. Pertanyaan yang muncul adalah, bagaimana satu festival bisa menjembatani berbagai generasi dan lapisan masyarakat untuk lebih dikenal dan mencintai budaya serta tradisi Islami?
Festival Shalawat: Merajut Ukhuwah dalam Kesatuan
Acara festival ini bertemakan “Merajut Ukhuwah, Bershalawat Bersama”, yang diikuti oleh 34 grup terdiri dari pelajar SMA/SMK/MA serta perwakilan BKMT se-Kepri. Tentu saja, partisipasi yang tinggi ini menunjukkan minat dan semangat masyarakat untuk kembali mengingat dan meneladani perjuangan Nabi Muhammad SAW melalui lantunan shalawat yang khusyuk.
Dengan pengenalan nilai-nilai moral melalui shalawat, diharapkan para remaja muslim dapat membangun karakter mereka. Data menunjukkan bahwa keterlibatan generasi muda dalam kegiatan keagamaan cenderung menurun. Namun, festival ini berfungsi sebagai salah satu cara untuk membalikkan tren tersebut, memberikan edukasi dan pelatihan karakter dalam satu wadah yang menyenangkan.
Peran Festival dalam Pembentukan Karakter Generasi Muda
Gubernur dalam sambutannya mengapresiasi inisiatif BKMT Kepri, menekankan bahwa kegiatan semacam ini sangat penting dalam mendidik generasi muda untuk menjadi individu yang berakhlak dan religius. Ini bukan hanya soal kompetisi, tetapi juga pembinaan mental spiritual yang perlu didorong ke depannya. Para pemuda diajak untuk tidak hanya mengenal shalawat sebagai tradisi, tetapi juga sebagai sarana pendidikan akhlak dan syiar Islam yang memenuhi aspek kehidupan sehari-hari.
Dalam konteks ini, festival menjadi instrumen vital dalam memperkuat ukhuwah Islamiah. Di tengah tantangan moral dan sosial yang sedang dihadapi, shalawat menjadi alat untuk mempertemukan anak-anak muda dalam garis persatuan. Momentum ini dapat mengingatkan kita semua bahwa dalam kebersamaan terdapat kekuatan yang tak terduga.
Dengan mengajak masyarakat untuk menjadikan Tahun Baru Islam sebagai waktu refleksi, diharapkan mereka dapat memperkuat nilai-nilai keimanan serta persaudaraan yang pada gilirannya membuat lingkungan yang damai dan harmonis. Melalui aksi bersama, kita dapat mendorong generasi mendatang agar terus mencintai dan mengamalkan ajaran Islam, dimulai dari akhlak dan keteladanan Nabi Muhammad SAW.
Melihat ke depan, semoga festival semacam ini dapat menjadi agenda tahunan yang bukan hanya menjadi ajang perlombaan melainkan juga memperkuat visi dan misi dalam pembinaan karakter muda yang lebih baik. Dengan dukungan dari pemerintah dan masyarakat, mari kita wujudkan lingkungan yang damai, sejuk, dan penuh kasih, sebagaimana diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.