Batam – Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Provinsi Kepri mendapat perhatian positif dari Menteri Perdagangan RI, Budi Santoso, yang menilai program ini berjalan dengan baik. Keberhasilan ini terlihat dari kelancaran pasokan bahan makanan yang selalu tersedia tepat waktu.
Selama peninjauan di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kampung Seraya, Kecamatan Batu Ampar, Kota Batam, Budi Santoso menyatakan, “Semua pasokan bahan makanan untuk produksi selalu lancar dan dipasok tepat waktu.” Pernyataan ini menegaskan komitmen pemerintah dalam menjaga kualitas gizi bagi masyarakat.
Pentingnya Dapur SPPG dalam Program Makanan Bergizi
Dapur SPPG berfungsi sebagai pusat produksi dan distribusi makanan bergizi gratis. Menteri Budi bersama Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, mengamati seluruh proses mulai dari persiapan bahan baku, pengolahan makanan, hingga distribusi ke penerima manfaat. Melalui pengawasan yang ketat, mereka memastikan bahwa makanan yang disajikan sudah memenuhi standar higienis dan layak konsumsi.
Menurut data, SPPG menjadi vital dalam menyediakan makanan berkualitas bagi masyarakat yang membutuhkan. Pada saat ini, keberadaan program ini tidak hanya sekadar memberikan makanan, tetapi juga berkontribusi pada penggerakan ekonomi lokal. Misalnya, pasokan bahan baku seperti daging, sayur, telur, dan ikan diperoleh dari petani dan pedagang lokal, sehingga menciptakan ekosistem ekonomi yang saling mendukung.
Tantangan dan Peluang Program Makan Bergizi
Walaupun capaian program MBG di Kepri telah mencapai 23 persen dari target 516.419 penerima, Gubernur Ansar mengakui bahwa masih ada tantangan di lapangan. Dari 253 unit SPPG yang dibutuhkan, baru ada 127 unit yang beroperasi. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada pekerjaan yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan distribusi makanan bergizi, terutama di daerah terpencil dan pulau-pulau terdepan.
Di Kota Batam sendiri, terdapat 26 SPPG yang melayani 89.550 anak dari total 280.252 calon penerima manfaat. SPPG ini tersebar di berbagai kecamatan, dan meskipun angka tersebut menggembirakan, upaya kolaborasi lintas sektor perlu ditingkatkan untuk mencapai angka yang lebih baik.
Dengan demikian, keberhasilan program MBG tidak hanya terletak pada jumlah makanan yang dibagikan, tetapi juga pada strategi distribusi yang efektif dan terukur. Komunikasi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku ekonomi lokal menjadi kunci untuk memastikan distribusi yang merata dan tepat sasaran. Inisiatif ini bukan sekadar menjalankan program, namun juga membangun keterlibatan masyarakat dalam menjaga kesehatan dan gizi yang lebih baik.
Di penghujung, tantangan untuk memenuhi seluruh kebutuhan SPPG harus segera diatasi agar setiap anak memiliki akses terhadap makanan bergizi. Dengan mengambil langkah proaktif, diharapkan program ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, terutama di wilayah yang membutuhkan perhatian lebih.