GERHANA bulan total dijadwalkan berlangsung pada 7–8 September 2025, bertepatan dengan 14 Rabiul Awal 1447 Hijriah.
Dalam momen ini, penting bagi umat Islam untuk melaksanakan salat gerhana bulan (Salat Khusuf). Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Abu Rokhmad, mengajak seluruh umat Islam di Indonesia untuk memanfaatkan waktu tersebut sebagai kesempatan beribadah.
Mengapa Salat Gerhana Bulan Penting?
Momen gerhana bulan bukan hanya sekedar fenomena alam, tetapi juga merupakan saat refleksi spiritual bagi umat Islam. Abu Rokhmad mengungkapkan harapan agar umat Islam dapat melaksanakan salat gerhana sejak fase awal. Hal ini sekaligus menjadi kesempatan untuk memperkuat ukhuwah dengan melaksanakan ibadah berjemaah di masjid atau musala terdekat.
Statistics menunjukkan bahwa kegiatan ibadah yang dilakukan secara bersama-sama memiliki dampak positif terhadap kekuatan sosial dan spiritual komunitas. Melalui salat khusuf, umat Islam diharapkan dapat memperbanyak zikir, istighfar, dan doa bersama demi keselamatan bangsa. Pengalaman beribadah berjemaah dapat menciptakan kedekatan antar individu dalam komunitas, yang menjadi sangat berharga terutama di masa sulit.
Tata Cara Melaksanakan Salat Gerhana Bulan
Di dalam praktiknya, salat gerhana bulan sangat dianjurkan untuk dilakukan secara berjamaah, meskipun juga bisa dilaksanakan secara sendirian. Ustadz Alhafiz Kurniawan menjelaskan bahwa salat ini cukup mudah dan dapat dilakukan di rumah. Dalam madzhab Hanafi dan Maliki, terdapat beberapa cara yang dapat diikuti yang tidak hanya menjamin keabsahan ibadah tetapi juga menjaga keselarasan spiritual.
- Mulai dengan niat dalam hati saat takbiratul ihram.
- Melafalkan takbir sambil niat dalam hati.
- Disusul dengan membaca ta‘awudz dan Surat Al-Fatihah.
- Setelah membaca Al-Fatihah, bacalah salah satu surat pendek dengan suara lantang.
- Rukuk dan kemudian itidal.
- Sujud pertama diikuti dengan duduk di antara dua sujud.
- Sujud kedua dan duduk sejenak sebelum bangkit untuk rakaat kedua.
- Kerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama seperti rakaat pertama, tetapi durasi pengerjaannya lebih singkat.
- Tutup dengan salam.
- Diakhiri dengan istighfar dan doa.
Ustadz Alhafiz juga mencatat bahwa meskipun terdapat berbagai metode, yang terpenting adalah niat yang tulus dan pelaksanaan yang khusyuk. Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas spiritual dalam setiap ibadah yang dilakukan.
Dalam konteks ini, salat gerhana bulan tidak hanya berfungsi sebagai rutinitas, tetapi juga sebagai momen introspeksi bagi setiap individu. Melalui pelaksanaan ibadah ini, diharapkan setiap orang dapat merasakan kekuatan spiritual dan mempererat tali persaudaraan di antara umat Islam.
Lebih lanjut, Wakil Sekretaris dari lembaga yang relevan menekankan pentingnya melaksanakan salat selama gerhana berlangsung. Tidak ada batasan jumlah rakaat, dan hal ini menunjukkan betapa fleksibelnya ibadah ini sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu.
Secara keseluruhan, salat gerhana bulan memiliki banyak makna dan manfaat, baik secara sosial maupun spiritual. Dengan mempersiapkan diri dan memahami tata cara yang benar, diharapkan umat Islam dapat meraih keutamaan dan keberkahan dari momen penting ini. Selama gerhana bulan berlangsung, anjuran untuk melakukan salat tetap berlaku, mendorong umat untuk terus beribadah dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.